Senin, 28 Februari 2011

Ketika Nasipun Berlari

Nasi


Pernah terbayang orang-orang disekitar kita mati kelaparan?,,pasti tidak!!
Pernah terbayang orang-orang disekitar kita yang bekerja seharian namun upah yang mereka dapatkan hanya cukup untuk makan 1x sehari,, pasti tidak!!

Kalau gitu jangan hanya membayangkan tapi kita harus tau...
Nasi yang katanya menjadi makanan pokok manusia dinegara kita, namun ternyata masih ada orang yang lupa rasa nasi itu seperti apa. Iya..karena saking jarangnya makan nasi

Tidak ada yang patut untuk disalahkan atau bahkan terlalu mengojok-ngojokkan pemerintah atau orang besar-besar itu. Justru kita yang berada disekitar merekalah yang harus bergerak terlebih dahulu. Setiap orang memiliki hak untuk hidup dalam kelayakan. Namun, lagi-lagi apakah kita bisa memilih kondisi kehidupan yang akan kita jalani??tentu tidak bukan??

Setuju kata Aa’ gym, setiap perubahan harus dimulai dari diri kita, dari hal yang kecil dan dimulai saat ini juga. kita-kita yang sekarang ini berada dalam kondisi kecukupan, ingatlah nasi yang kita makan setiap hari akan menangis dan mengeluh karena kita makan tanpa kesyukuran. Nasi itu akan lebih bahagia jika dimakan oleh orang-orang yang kesusahan dan berada dalam kekurangan. Karena nasi itu akan lebih bermanfaat dari pada dimakan oleh kita yang hanya tolah-toleh tanpa kesyukuran memakannya.

Beruntunglah kita, ketika kita tengah futur dan lupa bersyukur akan nikmat makanan yang kita makan, nasi itu tidak meloncat dan berlari meninggalkan kita. Lhah...koq kaya’ film kartun...hehehe
Jadi inget,, klo’ makan harus dihabiskan...oke2... (^_^)

Puisi Untuk Mu


RENUNGAN SEORANG TEMAN

Hari pertama tahajudku tertinggal
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga dzuhurku kuselesaikan
Saat adzan asyar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja
masjid yang mengumandangkan adzan maghrib
Dengan niat kulakukan bersama isya
Itupun terlaksana setelah acara TV selesai

Hari kedua tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ketiga aku lalai lagi akan tahajudku
Temanku memberikan hadiah novel best seller
Yang lebih dari 200 halaman
Dalam waktu tidak sampai 1 hari
 aku telah selesai membacanya
Tapi enggan sekali aku membaca Al-Quran walau Cuma 1 jus
Al-Quran yang 114  Surat, hanya 1,2 surat yang kuhafal
Itupun dengan terbata-bata
Tapi ketika temanku bertanya tentang
Novel tadi, betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan



Hari keempat kembali aku lalai lagi Akan tahajudku
Sorenya aku datang ke masjid dengan maksud mengaji
Tapi kubiarkan ustadku yang sedang mengajarkan kebaikan
Kubiarkan ustadku yang sedang mengajarkan
Lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan
Dengan teman yang ada disamping kanan dan kiriku
Padahal ba’da maghrib tadi betapa sulitnya
Aku merangkai kata-kata untuk kupanjatkan berdoa

Hari kelima kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaff paling belakang
Dan aku mengeluh saat imam sholat jumat kelamaan bacaannya
Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi
dan betapa nikmat dan serunya
Saat berpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam

Hari keenam aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu dimall dan dibioskop
Bersama dengan teman-temanku demi memuaskan
Nafsu mata dan perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar
Aku lupa... diperempatan jalan tadi
Seorang wnaita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang Rp 200,- kuberikan itupun tanpa menoleh


Hari ketujuh bukan hanya tahajudku tapi subuhku pun tertinggal
Aku bermalas-malasan ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ketujuh itu juga
Aku tersentak kaget mendengar kabar temanku
Kini telah terbungkus kain kafan
Padahal baru tadi malam aku bersamanya
Dan ¾ malam tadi dia dengan miss callnya mengingatkan aku tentang tahajud

Kematian, kenapa aku baru bergetar mendengarnya??
Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku
Dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau...
Hampir ¼ abad aku lalai
Dari hari kehari, dari bulan ke tahun
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah
Kurang mensyukuri walaupun Kau tak pernah meminta

Berkata kuno akan nasihat kedua orang tuaku
Padahal keringat dan air matanya telah terlanjur menetes demi aku

Ya Rabb,, andai ini merupakan satu titik hidayah
Walau imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin hingga nafasku yang saat nanti tersisa
Tahajudku dan sholatku meninggalkan bekas
Saat aku melipat sajadahku Amiin...Amiin

Bakul Blonjo


Beraneka macam bisnis mulai merebak di-era yang penuh persaingan kerja ini. Dari mulai jual ayam sampai jual ikan, dari mulai service kulkas sampai service magic jar.. wah deket ya..
Termasuk bisnis satu ini, delivery order sayur alias  ”bakul blonjo”. Mbak bakul blonjo,,Senyum sumringahnya mengambang menghampiri ibu-ibu yang sedari pagi tadi menunggunya.
Iya..!!
Tanpa mereka ibu-ibu ini ngga’ bisa masak,
Tanpa mereka anak-anak dan bapak-bapak ngga’ bisa makan ...
Lho???
Lha yang mau dimasak apa, wong yang bawa sayur bakul blonjo ini...hehehe
Pagi-pagi habis subuh, brangkat kepasar. . klo Hujan?? Wah tantangan...!!! pake’ kresek dong..hehehe mulai dari bawang, brambang, bayem, lombok dan beraneka macam sayuran dibelinya. Dari ujung pasar sampai ujung pasar lagi.. [lah..ngga’ kmana-mana nuw]..hee
                Lelah,, tidak akan menjadi paluntur semangat mereka untuk berbelanja...hehehe. wah berarti bakul blonjo keren..sukanya shoping, tapi yang dibeli bukan baju atau sendal, malah tomat sama brambang...hehehe
                Bisnis bakul blonjo lumayan prospek  jika benar-benar ditekuni, selain bermanfaat membantu para ibu-ibu yang sibuk yang tidak sempat kepasar [karena ngurus rumah dan tetek bengek] so pasti dapet untung dari dagangannya.
                Tapi sayangnya, bisnis ini sungguh rawan... rawan kena utangan,, hehe
orang enak2 pilih belanja macem2 udah diambil lha koq bilangnya
                ”bayar besok y mbak,,” pintanya..
                ”wheh...” mbak bakul blonjo hanya bisa tersenyum kecut dan mengelus dada... sabaar...
Beginilah hidup deritanya tiada akhir,, wah salah!!!
Yang bener tantangannya yang tiada akhir,,hehehe
Beratnya orang mencari sesuap nasi tak sebanding dengan kita yang biasa makan nasi,, lheh...
Beratnya orang yang mencari uang tak sebanding dengan kita yang biasa menghamburkan uang
Ckckckckckck. . . . . beginilah hidup,, lebih terasa tastenya jika kita berkorban untuk yang lainJ