Senin, 28 Februari 2011

Puisi Untuk Mu


RENUNGAN SEORANG TEMAN

Hari pertama tahajudku tertinggal
Dan aku begitu sibuk akan duniaku
Hingga dzuhurku kuselesaikan
Saat adzan asyar mulai memanggil
Dan sorenya kulewati saja
masjid yang mengumandangkan adzan maghrib
Dengan niat kulakukan bersama isya
Itupun terlaksana setelah acara TV selesai

Hari kedua tahajudku tertinggal lagi
Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama

Hari ketiga aku lalai lagi akan tahajudku
Temanku memberikan hadiah novel best seller
Yang lebih dari 200 halaman
Dalam waktu tidak sampai 1 hari
 aku telah selesai membacanya
Tapi enggan sekali aku membaca Al-Quran walau Cuma 1 jus
Al-Quran yang 114  Surat, hanya 1,2 surat yang kuhafal
Itupun dengan terbata-bata
Tapi ketika temanku bertanya tentang
Novel tadi, betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan



Hari keempat kembali aku lalai lagi Akan tahajudku
Sorenya aku datang ke masjid dengan maksud mengaji
Tapi kubiarkan ustadku yang sedang mengajarkan kebaikan
Kubiarkan ustadku yang sedang mengajarkan
Lebih luas tentang agamaku
Aku lebih suka mencari bahan obrolan
Dengan teman yang ada disamping kanan dan kiriku
Padahal ba’da maghrib tadi betapa sulitnya
Aku merangkai kata-kata untuk kupanjatkan berdoa

Hari kelima kembali aku lupa akan tahajudku
Kupilih shaff paling belakang
Dan aku mengeluh saat imam sholat jumat kelamaan bacaannya
Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi
dan betapa nikmat dan serunya
Saat berpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam

Hari keenam aku semakin lupa akan tahajudku
Kuhabiskan waktu dimall dan dibioskop
Bersama dengan teman-temanku demi memuaskan
Nafsu mata dan perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar
Aku lupa... diperempatan jalan tadi
Seorang wnaita tua mengetuk kaca mobilku
Hanya uang Rp 200,- kuberikan itupun tanpa menoleh


Hari ketujuh bukan hanya tahajudku tapi subuhku pun tertinggal
Aku bermalas-malasan ditempat tidurku menghabiskan waktu
Selang beberapa saat dihari ketujuh itu juga
Aku tersentak kaget mendengar kabar temanku
Kini telah terbungkus kain kafan
Padahal baru tadi malam aku bersamanya
Dan ¾ malam tadi dia dengan miss callnya mengingatkan aku tentang tahajud

Kematian, kenapa aku baru bergetar mendengarnya??
Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku
Dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau...
Hampir ¼ abad aku lalai
Dari hari kehari, dari bulan ke tahun
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah
Kurang mensyukuri walaupun Kau tak pernah meminta

Berkata kuno akan nasihat kedua orang tuaku
Padahal keringat dan air matanya telah terlanjur menetes demi aku

Ya Rabb,, andai ini merupakan satu titik hidayah
Walau imanku belum seujung kuku hitam
Aku hanya ingin hingga nafasku yang saat nanti tersisa
Tahajudku dan sholatku meninggalkan bekas
Saat aku melipat sajadahku Amiin...Amiin

1 komentar: